Ramadhan Spesial Bagi Mualaf Amerika
REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON --
Boston Islamic Center menggelar buka puasa mingguan untuk komunitas
mualaf Amerika Serikat. Kegiatan tersebut menawarkan kesempatan bagi
para pendatang baru untuk membagi pengalaman mereka, belajar, dan
mempererat ikatan.
‘’Ini bukan benar-benar Ramadhan pertamaku, tapi aku bukan bagian
dari komunitas Ramadhan tahun lalu—dan ada perbedaan yang benar-benar
besar,’’ujar Brian Buzby kepada teman-temannya di kelas mualaf baru,
dilansir
Boston Globe, Sabtu (20/7).
Buzby, yang baru-baru ini memeluk Islam, menggambarkan bagaimana ia
merasa pusing pada hari pertama Ramadhannya karena berhenti mengonsumsi
kafein dan dehidrasi ringan.
Sekalipun ia mencintai Shalat Tarawih di masjid, ia masih memiliki
kekhawatiran terkait tidak mengonsumsi makanan dan minuman seharian.
"Aku bahkan tidak tidur sebelum sahur,’’ujar seorang pelajar berumur
30 tahun dalam sebuah grup kecil yang terdiri dari sesama mualaf yang
berkumpul di Islamic Society of Boston Cultural Center minggu lalu.
Dia harus beradaptasi karena makan pagi pada pukul 03.00, sebelum
matahari terbit.‘’Aku pulang ke rumah dan terus makan,’’tambahnya,
mengundang gelak tawa.
‘’Kita baru mulai,’’kata guru mereka, Hossam AlJabri, sembari
tersenyum. ‘’Tapi Ramadhan akan terus memberikan hal indah kepada
kalian.’’
Ramadhan, bulan paling suci di kalender Islam, dimulai di Amerika
Utara pada hari Selasa (9/7). Pada bulan ini, orang Muslim dewasa tidak
makan, minum, merokok, dan berhubungan seksual mulai dari matahari
terbit hingga terbenam.
Orang Islam menggelar pertemuan keluarga untuk berbuka puasa bersama.
Namun, beberapa mualaf kehilangan jiwa kebersamaan Ramadhan, karena tak
memiliki keluarga untuk berbagi hidangan sahur ataupun berbuka.
Untuk mengatasi masalah ini, Islamic Society of Boston Cultural
Center sedang bekerja untuk membantu para mualaf menikmati Ramadhan.
Sebuah pusat Islam yang beragam dan berada di kota, masjid terbesar
Boston, menawarkan pengalaman Ramadhan spesial untuk membantu para
mualaf merasa lebih seperti di rumah dalam komunitas mualaf dan
memperoleh kepercayaan diri sebagai Muslim.
Reporter : Mg03 |
Redaktur : A.Syalaby Ichsan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar